Selasa, 26 Februari 2013

Komentar orang, pikirkan atau biarkan ?

Maaf kalo nanti tulisan ini membuat kalian bingung, saya nulisnya berdasarkan pemikiran saya.
Posting ini terinspirasi saat saya henda melakukan ibadah salat malam ini, ada anak kecil yang bilang ke saya " kak, kamu suka tidur ya makanya gendut ? ", saya hanya tersenyum.

Setelah pulang ke kos, saya pikirkan lagi kata kata anak tadi, saya bingung, dari mana dia tau kalo saya ska tidur, gak terlalu jga sih. Abis pikir eh saya kok gak sengaja seudzon, saya mikir bahwa yang ngegosip masalah ini pasti ibu kos, sampe anak kecil aja tau :(. Lalu saya teringat tentang cerita pak Ustadz. Ceritanya gini

Dahulu kala, ada seorang Bapak dan Anak membawa kuda ukuran sedang ( cukup untuk di naiki satu orang ) sedang berjalan ke kota melewati beberapa desa. Saat mereka melewati desa pertama, ada orang yang bilang ke mereka " Pak gaya amat sih, ada kuda bukannya di naikin, malah di biarin ". Si bapak membenahi dirinya karena ia pikir perkataan orang itu benar, lalu ia menyuruh anaknya menaiki kuda tersebut.
Saat melewati desa kedua, ada orang yang bilang ke mereka " Woi lu jadi anak durhaka amat, bapak di suruh narik kuda, lu yang enak naiknya ". Si anak merasa tak enak, ia turun dari kuda dan nyuruh bapaknya naik ke kuda dan dia yang narik.
Saat melewati desa ketiga, ada orang yang bilang ke mereka " Pak pak, jadi bapak kok tega amat ama anak sendiri, anaknya capek pak ". Si bapak berpikir, dia bergumam dalam hati " dari tadi ada yang komen terus ", dan akhirnya mereka menaiki kuda itu berdua.
Saat melewati desa keempat, ada orang yang bilang ke mereka " Astaganagafatamorgananagalyla, tu kuda blm gede banget pak, kok dinaikin berdua, kasian kudanya keberatan ".

hahaha itu cerita tak penggal endingnya, karena gak guna :)
dan kata pak ustadz, hikmah dari cerita itu adalah bahwa semua yang kita perbuat akan mendapatkan komentar dari orang lain, jadi jangan takut mengambil pilihan, yakinilah yang kamu yakini dan jika kamu tidak yakin bahwa yang kamu yakini itu benar, bertanyalah pada orang tuamu, kakakmu, pamanmu, bibimu, siapapun itu, dan setelah itu ambillah kesimpulan dari keraguanmu, kamu akan meyakininya atau tidak itu tergantung kamu sendiri

Nah setelah selesai mengingat itu, saya buang pikiran seudzon saya dengan ibu kos, dan saya acuhkan apa yang anak kecil tadi bilang, toh kalo di inget inget atau di masukin ke hati juga gak guna, itu buat saya capek aja. Dan saya berharap dari tulisan saya yang amburadul ini, semoga berguna dan bermanfaat bagi pembaca. InshaAllah

Artikel Terkait

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply
:Deezclan